sorry)

Sorry i'm not good enough to speak islam.
Maaf saya belum cukup baik untuk berbicara mengenai agama.

Setuju dan tidak.
Setuju, dalam konteks kehati hatian, agar omongan kita yang masih dangkal tentang pemahaman ajaran agama tidak malah menjerumuskan orang lain akibat salah tafsir tanpa kita sadari.
Tidak, dalam konteks hakikat, jika kita berbicara mengenai mengapa kita melakukan ini dan menjalankan itu.

Bukankah, saat kita menjalankan sesuatu syariat semestinya kita sedikitnya memahami dasar ajarannya? minimal kita yakin bahwa apa yang kita jalani adalah benar sependek dan sepanjang yang kita tahu.

Bagimana jika ada yang mengkritisi bahwa apa yang kita lakukan tidak sesuai, atau belum benar, disertai dasar dan alasan yang mampu dia jelaskan, sementara anda belum mampu menjelaskan dasar alasan yang menguatkan apa yang anda lakukan namun anda yakin bahwa anda benar?
Mungkin anda pernah mengalami situasai yang menempatkan adan dalam pembicaraan mengenai agama atau keagamaan, mungkin juga anda belum pernah. Namun saat anda dihadapkan dalam situasi di atas, kenapa anda tidak segera saja belajar lebih mendalam jika sebenarnya anda yakin yang anda jalani lebih benar?
Tidak ada waktu untuk belajar agama untuk meningkatkan ibadah dan ketakwaan, atau memang belum mau peduli tentang tegaknya kebenaran agama anda?

Thank God AlhamduliLlah jika anda merasa sudah cukup memiliki pengetahuan untuk membela agama anda.
Namun jika anda masih merasa awam dan belum juga sempat mempelajari agama, faham ajaran apa yang akan anda wariskan pada anak cucu anda? pada cucu buyut anda kelak? faham ajaran tak perlu terlalu peduli masalah agama karena sudah ada ulama yang mengurusnya?
Ulama itu mungkin masuk surga karena peduli dengan masalah penegakan agama, lah, anda yakin masuk surga juga meski tak perlu terlalu mengurusi masalah penegakan agama? Bagaimana anda yakin jika anda dihadapkan pada situasi -kembali di atas- tak bisa menjelaskan apalagi mengajarkan masalah keagamaan pada seseorang yang mungkin sedang ingin belajar mengenai kebenaran?
Datanglah pada ulama. sesimpel itu. Thank God AlhamduliLlah jika orang itu, anak anda, cucu anda, mau menuruti datang pada ulama. Bagaimana jika tidak? anda sendiri merasa bisa masuk surga tanpa perlu bisa menjelaskan masalah agama. Yang penting jalani, beres.

Tahukah anda kenapa semakin hari banyak ajaran agama makin pudar, bahkan makin melenceng?
Semakin sedikit orang yang peduli tentang pengetahuan agama.

Bicara tentang agama, bukan masalah pintar atau alim.
Adalah tentang pengetahuan dan pemahaman yang bisa menegakkan agama. Dengan tahu dan paham, syariat yang kita jalankan akan tetap kokoh karena kita sadar mengenai apa yang kita lakukan.
Bicara keagamaan adalah masalah pengetahuan yang kita miliki tentang apa yang kita anut dan jalankan. Jika sudah tidak ada lagi yang berusaha mengupas hakikat, bagaimana membedakan jaran yang benar dan yang bias dari ulama yang jaman sekarang mulai banyak muncul perbedaan?

Lakum Diinukum waliyadiin.
Lalu anak cucu anda, apakah juga terserah mereka mau menganut ajaran yang mana?
Menegakkan agama bagi anak cucu adalah kewajiban setiap orangtua, bukan kewajiban ulama.
Sunnah ulama adalah menyampaikan kebenaran yang dia yakini, namun tanggung jawab tetap kembali kepada orangtua yang mengarahkan awalnya.
Jika anda terlahir dalam keluarga islam, lalu anak cucu anda fasik bahkan murtad, apakah salah ulama?
tidak bersalahkah anda jika sejak awal anda belum mau peduli untuk belajar pengetahuan agama?

Islam semakin bias dengan perbedaan perbedaan yang dibiarkan berkembang.
Mari, saudara seiman, nasehati saya agar kita bisa temukan kebenaran hakiki untuk diwariskan pada anak cucu kelak sebagai ladang amal saat kita sudah tiada lagi yang diharap selain doa dan syafaat.
Semoga limpahan rahmat hidayah dan perlindugan senantiasa tercurah pada anda dan dimudahkan dalam segala urusan.
aamiin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

untuk privasi anda bisa menggunakan anonim, namun tolong jangan nyepam^_^